Sabtu, 31 Desember 2011

SELAMAT DATANG TAHUN 2012


               Tahun baru adalah kejadian yang setiap tahun kita alami. Namun bukan itu yang menjadi fokus pemikirannya, tetapi pola pikir masyarakat seantero dunia yang umumnya menjadikan saat tahun baru tersebut menjadi sesuatu yang lain dan umumnya membawa spirit baru yang lebih dari sebelumnya. Ada yang hura-hura, pesta, dan sebagian lagi dengan bermunajat memohon doa pada Yang Kuasa agar mendapatkan keselamatan, rezeki bertambah, naik pangkat, usaha lancar, didekatkan jodohnya, dan lain-lain.
           Seperti kita ketahui, sebenarnya ada beberapa versi tahun baru, mulai tahun baru Masehi, Imlek, Hijriah, Jawa dan sebagainya.  Namun yang paling universal adalah tahun baru Masehi. Sistim kalender kita memang terbagi menjadi dua yaitu Kalender Syamsiah yang berdasarkan pada peredaran bumi ber-evolusi mengelilingi Matahari selama 365,25 hari. Seperempat hari tersebut kemudian dijadikan satu hari (4x0,25) dan diletakkan setiap 4 tahun sekali, yaitu pada tahun yang genap dibagi 4 dan disebut sebagai Tahun Kabisat, misalnya Tahun 2008, 2012, dan seterusnya. Pada tahun Kabisat ini bulan Februari terdiri atas 29 hari, sedangkan pada tahun yang lain hanya 28 hari. Apa implikasinya? Orang yang lahir pada tanggal 29 Februari, akan berulang tahun setiap 4 tahun sekali. Wah.., untungnya Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, ya..coba kalau tanggal 29 Februari, tentu kita akan memperingatinya setiap 4 tahun sekali.
          Sistim kalender yang satunya didasarkan pada peredaran bulan yang berrotasi mengelilingi bumi disebut Kalender Qomariyah. Tahun Arab/Hijriah dan Tahun Jawa didasarkan pada sistim ini. 

Selasa, 13 Desember 2011

EQUIPMENTS

Antena Super Gain Type Gamma Match ini mulai digunakan Nopember 2011

Menggunakan Transmiter Baru yang lebih efisien, Power Max. 100W di adjust pada 50 Watts.

Antena vertikal ini pernah digunakan selama setahun pada periode 2010-2011.

Transmitter FM generasi II dipakai untuk uji coba siaran pada era 2009-2010
berkekuatan 30 Watts (ERP) dan sudah dimuseumkan.
Untuk Transmitter generasi pertama, saya cari-cari ada di dasar gudang,
jadi mohon maaf terpaksa tidak bisa ditampilkan. (*_*)











Sabtu, 10 Desember 2011

GALERIA EC FM 107.70 MHz.

Mejeng bersama di halaman studio, sehabis acara talk show bersama Telkomsel.
Waahhh..........., dapat bonus kartu perdana Facebook nich, biar dapat fesbukan gratis...yeee!!!
Peralatan siar ( equipment ) EC FM sederhana, yang penting berdaya guna.
Beginilah tampang Mas Broo, ketika sedang beruang. Mau beli apa ya...., Helikopter kali. He he he...



Mbah Ahmad ( Dharmo ) Falidan bapak Kepala Studio EC Fm


Biar gak bisa main gitar, yang penting gayanya boleh juga, nich..Bang Agus... (www.ndolalak.com)


i
Bang Agus Effendi sang reporter all time (24 jam) siap tempur....


Fakikha dan Diana, siaranpun bisa sambil mejeng di depan kamera. Wuuiiiihhh.....

Bang Mono, salah satu tim off air EC Fm, teman setianya adalah kamera 'gedhe'.

Dhidhiek Jhonal-Jhonal sedang menyapa warga Bawang.

Meski dengan peralatan serba sederhana, penyiar EC FM tetap semangat siaran,
bahkan kaos seharga Rp 15.000,- pun boleh juga untuk ng-gaya.
Bondan sedang siaran langsung liputan  Pilkada Kab. Batang  pada Minggu, 11 Desember 2011

.

Mas Aris Nugroho, senyum-senyum baru dapat duwit ya, Mas....!!???

Sakpore, ya Mas Dhidhik Jonal-Jonal ...
Evanda kok senyum-senyum, ada apa, ya.....???

Beginilah studio EC Fm dari luar, sederhana, tapi mempunyai banyak makna.

Tower dan antena EC Fm, ketinggian sekitar 18 meter. Wah, ternyata agak bengkok ya...?

          Walaupun masih seumur Jagung, EC Fm yang merupakan Radio Komunitas Pendidikan di Kecamatan Bawang sudah banyak membantu warga untuk mengakses informasi secara cepat dan akurat, selain sebagai media pengembangan seni dan budaya yang berakar pada kearifan lokal.

Rabu, 30 November 2011

SEJARAH BERDIRINYA RADIO KOMUNITAS PENDIDIKAN "EC FM" 107.70 MHz.



SEBUAH PERJUANGAN MENGEJAR HARAPAN SEDERHANA

      Tiga tahun mungkin bukan waktu yang lama bagi sementara orang, namun bagi aktivis Radio Komunitas Pendidikan EC FM Bawang - Batang, meruipakan jalan panjang yang berliku dan terjal, hanya untuk menggapai sebuah harapan sederhana, untuk medirikan sebuah radio komunitas yang dapat menjembatani informasi dan sebagai sarana pendidikan masyarakat dalam arti luas. Hambatan dan tantangan tidak dirasakan lagi, sehingga yang ada hanyalah optimisme dan idealisme yang dilandasi dengan keikhlasan hati, kembali untuk sebuah harapan sederhana, mendirikan stasiun Radio Komunitas Pendidikan, karena 90% seorang pendidik.
       Hambatan pertama adalah bidang teknik, karena memang keterbatasan pengetahuan dari kalangan pendiri. Meskipun ada salah satu pendiri yang sedikit menguasai bidang elektronika, namun karena bukan bidang kerjanya sehingga pembuatan perangkat pemancar di tahap awal menemui kegagalan (jarak pancar dekat). Berbagai informasi dicari dan digali dari berbagai sumber untuk referensi guna membuat perangkat pemancar yang memadai, namun apa daya lagi-lagi terbentur pada masalah biaya (karena memang komponen pemancar bisa dibilang mahal untuk ukuran kami).
       Tiga kali kami mengalami pergantian pemancar berikut antenanya. Pertama kali masih menggunakan oscilator TX 5 Watt type colpit. Kemudian yang kedua sudah agak lumayan, karena kami mendapatkan bantuan dari teman eks-SMP dulu yang kebetulan bergelut dibidang reparasi elektronika. Dengan daya pancar sekitar 25 watts, tentu sudah agak menggembirakan, namun baru beberapa bulan uji coba, (katanya) kena petir. Ya Allah, memang sebuahb perjuangan mungkin banyak mendapatkan rintangan atau mungkin ujian, sehingga kalau tidak kuat, pasti kami sudah putus asa dan menanggalkan cita-cita ataupun harapan sederhana kami. Atau mungkin harus menguburnya dalam-dalam, agar tidak teringat lagi akan radio komunitas.
        Saya teringat betul apa kata salah satu teman saya (salah satu pendiri) yang mengatakan bahwa saya adalah harapan satu-satunya. Katanya kemudian, kalau saya putus asa, diapun tidak bisa berbuat banyak. Habislah semua. Namun, seperti halnya cerita di film-film, di saat-saat kritis, ada saja sebuah pertolongan yang tidak disangka-sangka. Pastinya karena kebesaran Allah Swt. sehingga saat-saat mati suri kami bisa menggeliat lagi dan bernafas sedikit demi sedikit. Ibarat orang baru sakit dan sudah kritis, saat ini sudah mulai dapat berjalan walau tertatih-tatih. Makanpun sudah mulai terasa agak enak, walau hanya sebatas bubur untuk sekedar menelan obat. ( Mengenaskan yaa..? ).

============================= to be continued ==============================